Postingan

Tumpak Sewu / Coban Sewu

Gambar
Wonderful Indonesia memang bukan sekadar tagline pariwisata. Pesona Indonesia benar adanya, salah satunya salah satu tempat (nah lho, banyak salah-nya) yang ada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tumpak Sewu atau Coban Sewu adalah nama tempatnya. Ya sesuai dengan namanya, ini adalah sebuah air terjun, sebenarnya sik gak sebuah juga, karena ada banyak air terjun, makannya di namanya ada kata ' sewu' (dalam bahasa Indonesia: seribu), ya kalo kalian mau anggap ini sebuah, ya ini sebuah pengeroyokan (beneran banyak soalnya), air terjun kok ngeroyok? Gue ke sini setelah menikmati puncak B-29 dan P-30 . Tumpak Sewu / Coban Sewu Tiny planet Panorama in motion Panorama dan Air Terjun Nah di sini tuh ada dua spot sebenarnya, Panorama dan Air Terjun. Panorama yaitu spot di mana kita dapat melihat dari kejauhan air terjun, sedangkan Air Terjun ya air terjun itu sendiri dimana kita tepat berada di bawahnya. Spot Panorama bisa ditempuh hanya 10 menit dari park

Masjid Jamek Area

Gambar
KL lagi KL lagi.. Kayanya jadi kota favorit transit gue ini kota. Antara emang harus dan suka sik sebenernya, harus karena gue hampir selalu menggunakan jasa low cost airlines asal negeri jiran dan emang sebagian besar rute termurah adalah via KLIA. Nah selain keharusan, gue pun mengakui kalo gue suka sama kota ini, pertama-tama karena sistem transportasi yang sudah mumpuni seperti Singapura, kedua karena ragam kulinernya yang punya banyak aneka, dan yang ketiga mirip-mirip Jakarta auranya, so berasa di rumah sendiri. Semua itu kayanya gak lepas karena letak geografis dan demografi kotanya. Dekat dari Singapura, etnis serta budaya Melayu-Cina-India yang melebur jadi daya tarik tersendiri kota ini. Kuliner fusion Melayu-nya amat cocoklah buat orang Indonesia. Nah kali ini, setelah trip dari Cebu buat nonton Sinulog Festival , daerah yang gue sambangin di KL buat transit adalah Masjid Jamek. Dari namanya sudah hampir dipastikan bahwa daerah ini didominasi oleh nuansa Islam. Dan emang

B29 dan P30

Gambar
Where the hashtag #storicide begins . Jadi gua ke titik tertinggi Lumajang ini bareng si ketjil Astrid. Ikutan open trip dari zonatamasya  berangkat dari Surabaya tengah malam. Dan ternyata tempat ini lumayan jauh dan dinginnya beyond expectation (sumpah beneran bbbrrrrr...). Pagi-pagi buta udah harus ngojek menuju puncak, ini beneran nahan dingin, nahan ingus (ingus karena udara bukan karena sakit), nahan badan biar gak banyak gerak, sebenarnya udah rada telat, karena warna hitam-biru-oranye di langit mulai menyeruak, tapi yasudala, masih percaya bahwa dingin yang menyerang bakal sepadan dengan apa yang bakal didapet. Gak kebayang gimana jadi tukang ojeknya, gua aja diboncengin, kedinginan n ngeri-ngeri sedap. Jalan licin, di tengah-tengah semak, jalanan nanjak curam, belum lagi belokan yang bikin nahan napas, dilahap semua sama kang ojek, ya gua percaya bakal aman-aman karena mereka yang empunya tempat, pasti uda khatam lah. Tentang negeri di awan Shake the view off

Sumilon Island - Sand Bar

Gambar
Nah satu lagi  spot yang masuk dalam itinerary gue n Tya. Jadi kelar nonton Festival Sinulog , gue dan Tya menuju daerah Oslob (sekitar 120 km dari Cebu City). Sebenarnya Sumilon ini adalah alternatif pengganti whale shark watching , karena gua sama Tya sampe di daerah Oslob sudah larut malam, kemudian capek banget, gak yakin esok harinya bisa bangun pagi-pagi banget, belum lagi masih mikir-mikir duit yang bakal keluar lumayan geda cuma buat liat hiu paus yang berdasarkan info di internet sebenarnya sudah tidak alami lagi, maka diputuskanlah batal liat hiu paus. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya itinerary di Oslob adalah liat sunrise di sekitar penginapan (pilihan jatuh kepada Cuartel Beach beserta reuntuhan dan Gereja Imakulata yang tua yang letaknya di seberang jalan penginapan), pergi ke Sumilon ini dan mampir ke Air Terjun Tumalog. Untuk mencapai Sumilon sebenarnya ada 2 cara, cara yang pertama lewat jalur khusus dan resmi, yaitu pengelola resor di pulau tersebut dan yang ke