Besakih - Tirtagangga

Karawang – Besakih.. Eh salah, itu mah Bekasih, ehehe.. #garing. Besakih ini ga perlu diragukan lagi keagungannya. Keagungan pura yang satu ini emang udah kedengeran dimana-mana. Sebagai pura terbesar di Bali, Besakih menjadi pusat ibadah umat Hindu di Bali. Besakih ini terletak di kaki Gunung Agung, gunung tertinggi dan terbesar di Pulau Bali. Ya wajar donk klo pura paling gede adanya di gunung yang paling gede juga. Nah klo Tirtagangga dahulunya merupakan istana yang dikelilingi air, sekarang jadi salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Karangasem.

Gunung Agung dari Pelataran

Way to Pura Besakih

Syarat dan ketentuan berlaku

Ini udah kaya apaan tau dah.. Ya emang bgitu aturan mainnya, untuk bisa masuk ke dalem lo diwajibin pake sarung, ya sama lah seperti pura-pura di Bali pada umumnya. Klo lo gak beragama... mmmmhh, belom kelar.. gak beragama Hindu, lo cuma bisa masuk ke dalam pelataran dan halaman-halaman pura aja, gak boleh masuk ke pura. Yang boleh masuk ke dalem pura adalah mereka yang beragama Hindu dan memang berkepentingan (baca: sembahyang). Terus klo ke sini, lo kudu ditemenin guide, emang ada fee-nya, tapi bagus menurut gue, lo tau apa coba klo gak ditemenin guide? Poto-poto doank? Yaelah, gak banget..

The Twins

Wajib pake sarung

Barisan Pura

Another kind of beauty

Di sini, di Besakih ini, gue menemukan sesuatu yang gue sebut ‘another kind of beauty’. Jaaaahhh, ape lagi nih? Bahasa tingkat dewa dipake, tangmentang udah sampe Besakih terus ketemu dewa terus pake bahasa tingkat dewa? Kagak lah, itu masih bahasa manusia kok, bahasa Inggris, ya biar keliatan keren aja. Harus keliatan keren karena yang mau gue gambarin di sini adalah sesuatu yang keren. Orang-orang yang lagi sembahyang itulah yang gue bilang ‘another kind of beauty’-nya Bali. Sejak gue pertama kali menginjakkan kaki di Bali, terus liat orang-orang aseli sana lagi sembahyang, rasanya sesuatu yang beda ada di mereka. Awalnya gue cuma ngerasain ada yang beda aja, gak tau apaan yang beda, ya yang keliatan mata paling karena baju tradisional aja (kebaya, kain, udeng, dkk). Begitu gue sampe Besakih terus liat orang-orang aseli Bali sembahyang, nah di situ gue baru sadar klo aura merekalah yang berbeda, aura kecantikan dan ketampanan mereka beda. Ya kaya keluar semua aja gitu aura mereka, bener-bener kerasa. Apa karena aura gue beda ama mereka? Ya secara aura gue pan aur-auran.. Ya intinya, di sini, di Pura Besakih ini gue liat n ngerasain ‘another kind of beauty’.

The Guardian

Pergi sembahyang

Hey boy.. you're so cute

With the guide

The view from top

Souvenirs

Tirta Gangga

Ketebak ye dari namanya.. Yups emang ini tempat yang berair. Tirtagangga merupakan taman istana yang isinya air. Letaknya gak jauh dari pusat Karangasem, sekitar 5 km (tapi klo lo jalan ya mayan gempor juga). Tirtagangga ini berbentuk labirin kolam dan air mancur yang dikelilingi oleh taman yang rimbun serta patung-patung. Eh tapi yang gue liat di sana tuh kolam-kolam yang ada isinya ikan-ikan macam koi, mas, mujair, dll. Sayangnya gak boleh ditangkep apalagi dijadiin lauk, huhuw.. 

Taman Air

With ibu Manager

Kaya bikin formasi

Gue gak akan berhenti buat nyari ‘another kind of beauty’ di Indonesia dan juga tempat-tempat lain. Kira-kira bakal nemu ‘another kind of beauty’ dimana lagi? Mau kemana? mau kemana aja boleh..




Share

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raminten: A Character Becomes A Brand

Gambar
Buat yang pernah/sering maen ke Jogja pasti familiar banget sama nama ini. Namanya setenar Mirota dan memang kedua brand tersebut (Mirota dan Raminten) pemiliknya sama (salut dah sama Om Hamzah yang bisa ngebangun dua brand yang seimbang ketenarannya). Buat kalian yang belum pernah ke Jogja apalagi maen ke Raminten ini, baca deh posting an gue satu ini (atau posting an lain karya travel blogger lainnya mengenai tempat satu ini), biar ngerti kenapa tempat satu ini bisa tenar. Nama Raminten Nama Raminten itu sendiri memang terdengar unik dan juga khas Jawa. Artinya apa sih? Nah tanya sendiri ke owner -nya dah biar tau arti, makna dan filosofinya. Tapi klo yang singkatnya sih, Raminten itu tokoh yang diperankan sang pemilik di sitkom televisi lokal Jogja, bentukannya ya laki-laki yang berdandan seperti perempuan (boleh aja klo lo bilang kaya Tessy, sah aja klo lo bilang kaya waria, yang paling penting lo dapet gambarannya). Dari namanya yang ‘eye catching’ dan juga ‘ear catchin...
Baca selengkapnya

Temple of Leah

Gambar
Iya ini adalah salah satu spot yang masuk dalam itinerary gue n Tya. Temple of Leah sebenarnya bukanlah situs atau peninggalan suatu peradaban, melainkan hanya sebuah bangunan yang didedikasikan untuk Leah Villa Albino-Adarna oleh suaminya Teodorico Adarna. Bangunannya sama sekali tidak mencerminkan negara Filipina, bisa dibilang hampir seluruh unsur bangunannya bernuansa Yunani. Dengan tampilan serba besar dan mewah, dari mulai pilar, patung serta segala ornamen yang ada, bangunan ini tampaklah menarik dan mecncolok, belum lagi lokasinya yang berada di ketinggian (bisa dibilang top of Cebu City), maka bangunan ini semakin menarik perhatian. Gue sendiri kurang tahu ini bangunan sejak kapan dibuka untuk umum karena sebenarnya ini bangunan sepertinya untuk kepentingan pribadi, tapi satu yang pasti sampai pas tempo hari gue ke sana pun, belum seluruh bangunan kelar, tapi mayan lah beberapa spot tetep instagramable kok.. The Temple Guardian angel Leah View in...
Baca selengkapnya

Masjid Jamek Area

Gambar
KL lagi KL lagi.. Kayanya jadi kota favorit transit gue ini kota. Antara emang harus dan suka sik sebenernya, harus karena gue hampir selalu menggunakan jasa low cost airlines asal negeri jiran dan emang sebagian besar rute termurah adalah via KLIA. Nah selain keharusan, gue pun mengakui kalo gue suka sama kota ini, pertama-tama karena sistem transportasi yang sudah mumpuni seperti Singapura, kedua karena ragam kulinernya yang punya banyak aneka, dan yang ketiga mirip-mirip Jakarta auranya, so berasa di rumah sendiri. Semua itu kayanya gak lepas karena letak geografis dan demografi kotanya. Dekat dari Singapura, etnis serta budaya Melayu-Cina-India yang melebur jadi daya tarik tersendiri kota ini. Kuliner fusion Melayu-nya amat cocoklah buat orang Indonesia. Nah kali ini, setelah trip dari Cebu buat nonton Sinulog Festival , daerah yang gue sambangin di KL buat transit adalah Masjid Jamek. Dari namanya sudah hampir dipastikan bahwa daerah ini didominasi oleh nuansa Islam. Dan emang...
Baca selengkapnya