Dieng Culture Festival VII 2016 | Day 3

Sampailah kita pada hari terakhir DCF VII 2016. Ini puncak dari segala acara yang diselenggarakan panitia dari hari pertama hingga hari terahir. DCF VII 2016 ini ditutup dengan kirab budaya yang acara utamanya yaitu pemotongan rambut anak gimbal. Kirab budaya, termasuk ritual pemotongan rambut anak gimbal dan juga beberapa acara sebelumnya seperti pelepasan lampion, pesta kembang api dan Jazz Atas Awan mengambil tempat di Kompleks Candi Arjuna. Seperti kalian tahu negeri kita Indonesia tercinta emang punya banyak candi (seperti Borobudur atau Prambanan), seperti yang uda gue gambarin di atas, Candi Arjuna ini bisa dibilang venue yang menjadi pusat dari Dieng Culture Festival ini ya Kompleks Candi Arjuna.

Panggung ritual pemotongan rambut

Kompleks Candi Arjuna

Masih sepi

Ritual Pemotongan Rambut Anak Gimbal

Bisa dibilang ini puncak dari segala acara dan kirab budaya yang diselenggarakan dalam Dieng Culture Festival VII 2016. Suatu ritual yang tidak akan kita temui di belahan dunia manapun. Konon katanya, banyak cerita di balik ritual satu ini, dari mulai asal muasal rambut gimbal yang tumbuh, sampai pada kepercayaan masyarakat setempat mengadakan ritual ini. Untuk lebih jelasnya, silakan tanya sumber-sumber terpercaya atau at least googling. Jangan tanya ke gue, selain pengetahuan gue terbatas, gue kan bukan sumber terpercaya, terus nanti tulisan gue malah kaga kelar-kelar. Intinya, semua mata pada hari itu tertuju pada ritual pemotongan rambut anak gimbal ini.

Jas ujan multifungsi *literally

Wefie dulu sebelum rame

Sesajen tumpeng ketupat


Para tetua dan tamu

The crowd

Picture hunters


Anak-anak gimbal & orang tua-nya

Ritual potong rambut

Lautan manusia

Kirab Budaya

Gak perlu diragukan lagi bahwa Indonesia punya banyak sekali budaya, setiap daerah punya ciri khas masing-masing. Nah, klo di DCF ini tentunya budaya yang ditampilkan ya budaya lokal Dieng (Banjarnegara). Musik tradisional, tari tradisional, pokoknya semua yang pake embel-embel tradisional khas Banjarnegara semua tumpah ruah, tumplek blek di sini.

Kebayang ramenya??

Cakil

Nice bamboo mural


The traditional music

Hey Gatot Kaca

Passing the bamboo gate

The Stars

Tentunya banyak yang jadi bintang pada rangkaian kirab budaya ini, antara lain 11 anak gimbal yang akan dipotong rambutnya, Mbah Naryono Sang Tetua Adat masyarakat setempat, Gubernur Jawa Tengah Pak Ganjar Pranowo, Bapak Bupati yang gue gak tahu namanya tapi jadi idola masyarakat lokal, Anji yang jadi tamu undangan setelah malam sebelumnya bernyanyi, 2 MC ketje yang si mas-mas-nya jadi idola wanita termasuk tante-tante dan emak-emak, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan juga bintang-bintang lainnya pada hari itu.

Si mas-mas MC idola

Mbah Naryono Sang Tetua Adat

mbak MC & request anak gimbal


Bapak Ganjar Pranowo

Bapak Bupati

Perwakilan Kemenpar


Petugas keamanan juga jadi bintang

Anak Gimbal sang bintang utama

Dia.. bintangnya siapa ya?

Kuliner, Oleh-oleh dan Sayonara

Gak afdol klo lo ngetrip ke suatu tempat tapi lo gak kulineran atau beli leholeh. Ini gue kasih gambar beberapa kuliner n oleh-oleh khas Dieng dan sekitarnya, sebenarnya masih banyak tapi karena keterbatasan waktu dan juga kapasitas usus, jadi gue dan kawan-kawan cuma sempat nyobain beberapa aja. Tapi lumayan lah, bisa nyobain yang namanya Carica, Tempe Kemul, Mie Ongklok, Es Duren sampe Sroto 'Jalan Bank' yang dari lama gue kangenin karena emang udah lama banget gak nginjekin kaki (check in) di Purwokerto.  Kayanya udah semua gue ceritain dari hari pertama, kedua sampai hari terakhir Dieng Culture Festival VII 2016, sekarang waktunya gue buat pamit. Terima kasih buat Tuhan, manusia dan alam semesta yang telah membuat acara ini jadi salah satu unforgettable experience buat gue. Sebagai tambahan informasi, gue baca berita-berita yang beredar, dari target 25.000 orang wisatawan, DCF VII 2016 ini ternyata dihadiri hampir 100.000 orang, what amazing festival (pantesan malam minggunya macet parah, lebih dari 10 km dan baru setengah 3 pagi baru terurai). So buat kalian yang mau merasakan atmosfer kemeriahan DCF, silakan dateng ke Dieng tahun depan.

Carica: Pepaya Dieng

Es Duren

Tempe Kemul

Mie Ongklok

Sayonara

Sroto dulu mumpung lewat Purwokerto

Sekian cerita gue tentang Dieng Culture Festival VII 2016, kira-kira ada cerita apa lagi di balik trip gue lainnya? Mau kemana? Kemana aja boleh..




Komentar

  1. Jazz Diatas Awan itu harus pake VIP card (tiket DCF) ya ? kalo yg engga beli nontonnya dimana ?

    BalasHapus
  2. Sebenarnya tanpa membeli tiket pun bisa nonton, tapi ya gak boleh masuk area VIP yang dipagar dan dijaga, bedanya hanya kedekatan dgn panggung jazz/tempat pemotongan rambut gimbal, klo mau lebih dekat n dapet gambar kece ya memang hrs beli tiket *mudah2an menjawab pertanyaan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raminten: A Character Becomes A Brand

Temple of Leah

Masjid Jamek Area