Kolam Abadi dan Air Terjun Teruh-teruh

Sebenarnya ketertarikan gue buat ke tempat satu ini dimulai ketika gue nonton My Trip My Adventure. Waktu itu si David sama Dion maen ke tempat ini dan emang waktu itu kaya surga tersembunyi di tanah Batak. Akhirnya ada kesempatan gue buat nyambangin tempat ini pas gue liat kalender Maret 2016, kayanya sayang kalo libur Nyepi gak skalian dibablasin. Cek tiket KL-Medan ternyata murah, ya gak pake pikir panjang langsung book. Jadilah solo trip KL dan Siem Reap yang tadinya cuma 5 hari jadi berlanjut ke Medan dan sekitarnya dengan total waktu 9 hari.

Kolam Abadi

Underwater photo

Air Terjun Teruh-teruh


Don't expect too much

Hemmm.. Bukannya mau membuat penonton kecewa tapi emang itulah yang bisa gue kasih saran ke kalian yang hendak pergi ke sana. Kenapa? Pertama karena pengelolaannya yang kurang. Ketiadaan arah dan pelang yang benar-benar jelas membuat kita yang bukan orang Medan/sekitar pasti agak bingung dalam mencari tempat ini. Pengelolaannya pun teramat sederhana, mungkin bisa dilihat ada beberapa operator, tapi kok kaya gak ada hype buat menawarkan pengunjung yang lewat. Dan yang mencengangkan adalah ketika guide gue cerita kalo weekend/long weekend/libur panjang, itu tempat bisa dipadati ratusan orang bahkan ribuan orang. Meh? Ya mungkin emang imbas dari tempat ini yang udah terkenal lewat acara TV terutama MTMA. Sebenarnya gak masalah sih mau seberapapun banyak orang. Nah, ada tapi-nya, tapi kan pasti ada aja di antara ratusan atau ribuan orang itu ada orang-orang ‘sampah’ yang nyampah sembarangan. Walhasil dari pengelolaan yang teramat minim tersebut imbasnya ya di tempat seindah itu banyak terdapat beberapa spot pembuangan sampah, jadi jangan kaget di situ kalian mencium bau tidak sedap. SEDIH. Ini jadi alasan kedua kenapa kalian jangan berharap lebih. But anyway, I enjoyed the trip karena waktu itu sepi dan yang gue liat di TV sama yang gue liat dengan mata kepala gue masih sama. Air biru nan bening yang terapit tebing kecil, vegetasi hutan yang masih cukup baik dan batu atau kayu yang jadi penghalang sekaligus pijakan agar kita tidak terpeleset atau terbawa arus yang cukup kuat.

Kota Binjai

Pemandangan di jalan

Kebun sawit


Pintu masuk

Trekking

Yeay, sampe juga


Capek trekking ketemu sampah T_T

Semut baris

Trust me, it's natural


Mari nyemplung

Mari nyelem

Tetep, classic pose


Nice background, right?

Sante-sante broh..

Mari ngambang


Pakai vest biar aman

Semedi om?

Pake vest supaya gak capek juga


Aset wisata yang berharga

Untuk ke tempat yang kece biasanya butuh usaha. Tak terkecuali untuk menuju ke tempat yang satu ini. Letaknya yang berada di daerah Bukit Barisan, tepatnya di Desa Rumah Galuh, butuh waktu 1-2 jam untuk menuju tempat ini. Setelah sampai pun tidak langsung terlihat kolam dan air terjunnya. Kita harus trekking santai sekitar 40 menit untuk sampai ke kolam. Dan untuk menuju air terjun, kita harus menelusuri sungai sembari maen aer. Melihat kekayaan dan keunikan alam yang ada di sana kayanya gak perlu diragukan lagi bahwa Kolam Abadi dan Air Terjun Teruh-teruh ini merupakan salah satu, eh salah dua, aset wisata yang berharga buat Indonesia dan provinsi Sumatera Utara pada khususnya. Airnya yang berwarna biru tosca padahal ini aliran sungai bukan laut, hutan yang masih jadi tempat tinggal siamang (jenis kera endemik daerah setempat), hutannya yang masih lebat, air terjun yang indah. Sayang banget kalau kita gak menjaga dan memelihara aset berharga yang satu ini.

Sleeping Buddha? No, sleeping me

Air terjun mini;

Disuruh poto dalem goa, mau aja


Napak yang bener klo gak mau kepeleset

Bening banget kan?

Ini deres beneran


Maen aer

Air dan udara

Pelangi kecil


Sampai di air terjun

Maen di air terjun

Good spot for taking a pic


Capung di jari gue

Bukit Barisan

Bareng guide gue, Bang Ernest



Nah pesen gue buat kalian yang baca blog gue, kalau mau ke tempat yang satu ini, please banget jangan nyampah dan ngerusak. Hindari membawa makanan ke tempat-tempat seperti ini, karena secara sadar atau gak sadar nanti kalian bisa nyampah. Jaga alam, maka alam pun akan menjaga kita. Salam mau kemana aja boleh...



Share

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raminten: A Character Becomes A Brand

Gambar
Buat yang pernah/sering maen ke Jogja pasti familiar banget sama nama ini. Namanya setenar Mirota dan memang kedua brand tersebut (Mirota dan Raminten) pemiliknya sama (salut dah sama Om Hamzah yang bisa ngebangun dua brand yang seimbang ketenarannya). Buat kalian yang belum pernah ke Jogja apalagi maen ke Raminten ini, baca deh posting an gue satu ini (atau posting an lain karya travel blogger lainnya mengenai tempat satu ini), biar ngerti kenapa tempat satu ini bisa tenar. Nama Raminten Nama Raminten itu sendiri memang terdengar unik dan juga khas Jawa. Artinya apa sih? Nah tanya sendiri ke owner -nya dah biar tau arti, makna dan filosofinya. Tapi klo yang singkatnya sih, Raminten itu tokoh yang diperankan sang pemilik di sitkom televisi lokal Jogja, bentukannya ya laki-laki yang berdandan seperti perempuan (boleh aja klo lo bilang kaya Tessy, sah aja klo lo bilang kaya waria, yang paling penting lo dapet gambarannya). Dari namanya yang ‘eye catching’ dan juga ‘ear catchin...
Baca selengkapnya

Temple of Leah

Gambar
Iya ini adalah salah satu spot yang masuk dalam itinerary gue n Tya. Temple of Leah sebenarnya bukanlah situs atau peninggalan suatu peradaban, melainkan hanya sebuah bangunan yang didedikasikan untuk Leah Villa Albino-Adarna oleh suaminya Teodorico Adarna. Bangunannya sama sekali tidak mencerminkan negara Filipina, bisa dibilang hampir seluruh unsur bangunannya bernuansa Yunani. Dengan tampilan serba besar dan mewah, dari mulai pilar, patung serta segala ornamen yang ada, bangunan ini tampaklah menarik dan mecncolok, belum lagi lokasinya yang berada di ketinggian (bisa dibilang top of Cebu City), maka bangunan ini semakin menarik perhatian. Gue sendiri kurang tahu ini bangunan sejak kapan dibuka untuk umum karena sebenarnya ini bangunan sepertinya untuk kepentingan pribadi, tapi satu yang pasti sampai pas tempo hari gue ke sana pun, belum seluruh bangunan kelar, tapi mayan lah beberapa spot tetep instagramable kok.. The Temple Guardian angel Leah View in...
Baca selengkapnya

Masjid Jamek Area

Gambar
KL lagi KL lagi.. Kayanya jadi kota favorit transit gue ini kota. Antara emang harus dan suka sik sebenernya, harus karena gue hampir selalu menggunakan jasa low cost airlines asal negeri jiran dan emang sebagian besar rute termurah adalah via KLIA. Nah selain keharusan, gue pun mengakui kalo gue suka sama kota ini, pertama-tama karena sistem transportasi yang sudah mumpuni seperti Singapura, kedua karena ragam kulinernya yang punya banyak aneka, dan yang ketiga mirip-mirip Jakarta auranya, so berasa di rumah sendiri. Semua itu kayanya gak lepas karena letak geografis dan demografi kotanya. Dekat dari Singapura, etnis serta budaya Melayu-Cina-India yang melebur jadi daya tarik tersendiri kota ini. Kuliner fusion Melayu-nya amat cocoklah buat orang Indonesia. Nah kali ini, setelah trip dari Cebu buat nonton Sinulog Festival , daerah yang gue sambangin di KL buat transit adalah Masjid Jamek. Dari namanya sudah hampir dipastikan bahwa daerah ini didominasi oleh nuansa Islam. Dan emang...
Baca selengkapnya