Hutan Pinus Dlingo & Rumah Hobbit

Kali ini gue kembali ke Jogja untuk kedua kalinya bareng Rani. Kalo sekitar 2 tahun lalu si Rani nyusul gue yang lagi ada acara keluarga, kali ini gue gak cuma sama Rani, ada Pinkan n Fachry. Hemm, sebenernya bingung juga mau ngapain dan kemana, abisan udah lumayan khatam Jogja dan selain itu cuaca kali ini agak kurang mendukung karena sudah mulai musim peralihan panas ke hujan, bahkan sepanjang hari cenderung mendung. Karena kebingungan yang terjadi, walhasil gue merekomendasikan mereka ke tempat-tempat yang udah gue pernah kunjungi, tapi di sebagian besar tempat juga gue pun belum pernah menginjakkan kaki, salah duanya adalah Hutan Pinus Dlingo dan Rumah Hobbit ini.


Can you find us?

Hutan Pinus

Rumah Hobbit


Hutan Pinus Dlingo

Dlingo sekarang dikenal dengan bermacam-macam wisatanya, tapi satu yang pasti, di sini adalah kawasan hijau. Dlingo adalah kawasan berbukit di Imogiri, di sana tempat-tempat wisata berderet, namun bisa dibilang satu tempat wisata sebenarnya tidak teralu luas. Dalam sehari kita sebenarnya sudah punya waktu cukup untuk eksplor Dlingo, namun kali ini gue gak ngabisin banyak waktu di Dlingo. Hutan Pinus jadi destinasi pertama kami, sekitar jam 9, kami berempat start dari Happy Buddha, tempat gue dan Rani menginap. Sampai Dlingo, kami langsung masuk, coba eksplor, tapi mungkin karena tempatnya ripmirip Gunung Pancar di Sentul, kami gak terlalu excited. Eksplor sembari ambil gambar, merasa cukup, maka kami pun menuju spot selanjutnya, yaitu Rumah Hobbit.

The view

Wefie

Neduh bawah pohon


Pose girls!

Pose ndengak

Seneng beuts..


Laki emang tugasnya ambil gambar

In the mystical forest

Candid with sunflowers


Good one

Sunflowers

Maen ayunan


Menerawang

Next destination

Hey gaes..

Rumah Hobbit

Sebelas-dua belas kalo kata anak-anak sekarang, a.k.a gak beda jauh sama Hutan Pinus Dlingo, letaknya persis di bawah Hutan Pinus. Yang membedakan kalo di di Hutan Pinus ya banyak pohon pinus, kalo di Rumah Hobbit ini ternyata banyak batu, sebenarnya nama spot wisata ini adalah Sewu Watu Songgo Langit (yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah Seribu Batu), cuma terkenalnya Rumah Hobbit karena di sana ada semacam miniatur rumah Hobbit (ya ini wanna be sik, ehehe..). Di sini kami hanya singgah sebentar buat sekadar tau dan biar gak penasaran. O iya di sini sebenarnya ada beberapa spot yang jadi favorit pengunjung buat poto-poto, tapi karena gue gak hapal namanya, langsung cekibrott aja di bawah.

Yawlah Ran..

Classic pose with bear

Istirahat sik dab..


Free style guys..

YOLO

Gue suruh cium mau ajah


Nice candid

Bertapa banget?

Yang namain jembatan pasti jomblo


Kang poto maksimal

Foto orang moto

Fachry macam di film Matrix yes?


Photo session

Pinkan, leh uga gaya lau

Merame

Kayanya gak terlalu banyak yang bisa gue ceritain di sini. So, daripada bingung, mending langsung menuju ke posting gue yang lainnya.. Dalam waktu dekat kok bakal di-publish.. Akhir kata, salam mau ke mana aja boleh..






Share

Komentar

  1. nuraniputriJumat, November 03, 2017 6:09:00 PM

    heyy, baru dua tahun lalu taukk. lol!

    BalasHapus
    Balasan
    1. maukemanaajabolehJumat, November 03, 2017 7:53:00 PM

      eh iya Rans, sorry, hahaha.. napa yg gw ketik 4 ya? let me update then.. 😸

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raminten: A Character Becomes A Brand

Gambar
Buat yang pernah/sering maen ke Jogja pasti familiar banget sama nama ini. Namanya setenar Mirota dan memang kedua brand tersebut (Mirota dan Raminten) pemiliknya sama (salut dah sama Om Hamzah yang bisa ngebangun dua brand yang seimbang ketenarannya). Buat kalian yang belum pernah ke Jogja apalagi maen ke Raminten ini, baca deh posting an gue satu ini (atau posting an lain karya travel blogger lainnya mengenai tempat satu ini), biar ngerti kenapa tempat satu ini bisa tenar. Nama Raminten Nama Raminten itu sendiri memang terdengar unik dan juga khas Jawa. Artinya apa sih? Nah tanya sendiri ke owner -nya dah biar tau arti, makna dan filosofinya. Tapi klo yang singkatnya sih, Raminten itu tokoh yang diperankan sang pemilik di sitkom televisi lokal Jogja, bentukannya ya laki-laki yang berdandan seperti perempuan (boleh aja klo lo bilang kaya Tessy, sah aja klo lo bilang kaya waria, yang paling penting lo dapet gambarannya). Dari namanya yang ‘eye catching’ dan juga ‘ear catchin...
Baca selengkapnya

Temple of Leah

Gambar
Iya ini adalah salah satu spot yang masuk dalam itinerary gue n Tya. Temple of Leah sebenarnya bukanlah situs atau peninggalan suatu peradaban, melainkan hanya sebuah bangunan yang didedikasikan untuk Leah Villa Albino-Adarna oleh suaminya Teodorico Adarna. Bangunannya sama sekali tidak mencerminkan negara Filipina, bisa dibilang hampir seluruh unsur bangunannya bernuansa Yunani. Dengan tampilan serba besar dan mewah, dari mulai pilar, patung serta segala ornamen yang ada, bangunan ini tampaklah menarik dan mecncolok, belum lagi lokasinya yang berada di ketinggian (bisa dibilang top of Cebu City), maka bangunan ini semakin menarik perhatian. Gue sendiri kurang tahu ini bangunan sejak kapan dibuka untuk umum karena sebenarnya ini bangunan sepertinya untuk kepentingan pribadi, tapi satu yang pasti sampai pas tempo hari gue ke sana pun, belum seluruh bangunan kelar, tapi mayan lah beberapa spot tetep instagramable kok.. The Temple Guardian angel Leah View in...
Baca selengkapnya

Masjid Jamek Area

Gambar
KL lagi KL lagi.. Kayanya jadi kota favorit transit gue ini kota. Antara emang harus dan suka sik sebenernya, harus karena gue hampir selalu menggunakan jasa low cost airlines asal negeri jiran dan emang sebagian besar rute termurah adalah via KLIA. Nah selain keharusan, gue pun mengakui kalo gue suka sama kota ini, pertama-tama karena sistem transportasi yang sudah mumpuni seperti Singapura, kedua karena ragam kulinernya yang punya banyak aneka, dan yang ketiga mirip-mirip Jakarta auranya, so berasa di rumah sendiri. Semua itu kayanya gak lepas karena letak geografis dan demografi kotanya. Dekat dari Singapura, etnis serta budaya Melayu-Cina-India yang melebur jadi daya tarik tersendiri kota ini. Kuliner fusion Melayu-nya amat cocoklah buat orang Indonesia. Nah kali ini, setelah trip dari Cebu buat nonton Sinulog Festival , daerah yang gue sambangin di KL buat transit adalah Masjid Jamek. Dari namanya sudah hampir dipastikan bahwa daerah ini didominasi oleh nuansa Islam. Dan emang...
Baca selengkapnya