Jembatan Gantung Selopamioro & Kebun Cabai-Bunga Matahari

Out of the box experience. Maksudnyah? Jadi ceritanya spontan banget, ketika gue, Rani, Pinkan n Fachry lagi di Kebun Buah Mangunan, kami melihat nun jauh di bawah sana ada sungai berkelok yang indah dan ada jembatan, seketika langsung aja gue nyeplos 'gimana kalo kita ke sana?' mereka pun langsung oke. Fix, Jembatan Gantung Selopamioro, yang notabene belum banyak orang tau, jadi tujuan kami setelah Kebun Buah Mangunan dan sebelum kami menuju ke selatan menuju Kebun Bunga Matahari. Karena spontanitas dan banyak orang belum tahu inilah makanya gue sebut sebagai pengalaman yang out of the box.

Jembatan Gantung Selopamioro

Kebun  Cabai - Bunga Matahari

Jembatan Gantung Selopamioro

Ada yang udah pernah ke sini? Gue yakin seyakin-yakinnya banyak dari kalian yang belum pernah ke sini, gak usah ke sini, denger aja gue yakin sebagian besar dari kalian juga baru kali ini denger ada jembatan gantung di Bantul jadi destinasi wisata (sorry kalo sounds sombong, hehe). Well, di luar itu semua, ini jembatan lumayan kece buat kalian kunjungi, letaknya di bawah Kebun Buah Mangunan, di atas Sungai Oyo (klo gak salah) dan dikelilingi oleh bukit-bukit yang cukup grande (Ariana kali..). Berwarna kuning, jembatan ini menghubungkan desa yang ada di tepi Sungai Oyo dan dipakai masyarakat sekitar untuk keseharian mereka, tapi ukuran jembatan ini tidak memungkinkan mobil lewat, hanya motor dan kendaraan lain yang lebih kecil bisa melintas di atas jembatan. Kalo motor melintas, karena bagian bawah jembatan adalah kayu-kayu gitu, lumayan horor juga sik denger bunyi grak-grek kayunya.. Nah, Sungai Oyo yang mengalir di bawah jembatan tersebut lumayan jernih, so asik juga kalo turun ke air, sayang pas kami ke sana cuaca kurang mendukung, baru sampe disambut gerimis, baru sebentar malah tambah gelap, ya uda yang penting dapet gambar, kami memutuskan untuk balik badan dan cari makan sebelum lanjut ke spot selanjutnya. Sampe parkiran, mak bress, gonjreng, mau tak mau kami pasang jas ujan, cabut dari TKP hanya sekitar 4-5 km sudah tembus Jalan Imogiri, eh taunya terang benderang, hadeuh.. Ya sudah lah ya, disyukuri aja udah bisa mampir ke sini.  O iya, dalam perjalanan kami ke Kebun Bunga Matahari, kami mampir buat ambil foto di jalan bercabang 4. Tepatnya di jalan arah Gereja HKTY Ganjuran, bentukannya seperti tanda plus (+), uda kebayang sik bagus dan epic-nya kalo kami poto di tengah jalan itu, so karena searah, kami mampir sebentar untuk ambil gambar, cek gambar di bawah..

Gantung

Above the bridge

Kuning melintang


Candid

Beside Oyo River

Mirroring water


View sekitar yang grande

Another side

Can you spot me?


Selfie

Nice candid by Rani

Liat jernihnya?


Epic kan jalannya?

Four ways

Kebun Bunga Matahari

Nah, ini dia destinasi kami selanjutnya setelah dari Jembatan Selopamioro. Kelar ujan-ujanan di jalan dari jembatan menuju Imogiri, kami mampir makan sate klathak. Kelar makan, beberes jas ujan, kami langsung tancap gas menuju Kebun Bunga Matahari, karena ini termasuk spot baru, maka kami sempat minggir untuk tanya penduduk sekitar. Ternyata kata penduduk sekitar, itu sebenere kebun cabai, heh? Iya, jadi pas gue sampe spot-nya bener aja, itu sejatinya kebun cabai, namun si empunya kebun menanam bunga matahari di sela-sela lahan cabai tersebut, jadilah cakep. Kami kaget juga sebenarnya pas sampai sini, lah ini mah rame ya? Beneran rame, iya karena beberapa waktu ke belakang udah mulai muncul di IG dan happening, tapi ya udah masa iya balik badan, jauh-jauh kemari. Dari awal Pinkan n Rani udah kebayang bunga matahari yang segede kepala, eh sampe sini agak kuciwa sik.. Kebanyakan kecil-kecil dan klo ada yang geda, pasti udah mulai menggugur, gak mekar maksimal, huh.. Karena jauh dari ekspektasi maka gak lama-lama di sini, segera cuss menuju Pantai Goa Cemara yang letaknya gak jauh dari Kebun Bunga Matahari ini.

Jalan masuk

Sunflower

Let's go further


Ni pose apose?

Masih kecil

Kodrat: laki moto, cewe model


Rani

Gue

Fachry

Pinkan


Oke, asian pose, cekrek..

Shining bright

Huweek..


Besties

Mulai gila

Bye..

Lumayan udah bisa mampir ke Jembatan Gantung Selopamioro dan juga Kebun Bunga Matahari, walaupun hanya sebentar-sebentar, tapi kami rasa sudah cukup. Badan udah lepek parah, kayanya kami semua perlu mandi dan berganti pakaian, maka setelah 2 spot ini, kami cuma mampir sebentar di Pantai Goa Cemara, dan karena anginnya lagi gila, kami segera balik ke penginapan buat istirahat, bersih-bersih dan lanjut cari makan malem. Setelah ini kira-kira bakal ke mana lagi ya tujuan gue? Ke mana aja boleh..





Share

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raminten: A Character Becomes A Brand

Gambar
Buat yang pernah/sering maen ke Jogja pasti familiar banget sama nama ini. Namanya setenar Mirota dan memang kedua brand tersebut (Mirota dan Raminten) pemiliknya sama (salut dah sama Om Hamzah yang bisa ngebangun dua brand yang seimbang ketenarannya). Buat kalian yang belum pernah ke Jogja apalagi maen ke Raminten ini, baca deh posting an gue satu ini (atau posting an lain karya travel blogger lainnya mengenai tempat satu ini), biar ngerti kenapa tempat satu ini bisa tenar. Nama Raminten Nama Raminten itu sendiri memang terdengar unik dan juga khas Jawa. Artinya apa sih? Nah tanya sendiri ke owner -nya dah biar tau arti, makna dan filosofinya. Tapi klo yang singkatnya sih, Raminten itu tokoh yang diperankan sang pemilik di sitkom televisi lokal Jogja, bentukannya ya laki-laki yang berdandan seperti perempuan (boleh aja klo lo bilang kaya Tessy, sah aja klo lo bilang kaya waria, yang paling penting lo dapet gambarannya). Dari namanya yang ‘eye catching’ dan juga ‘ear catchin...
Baca selengkapnya

Temple of Leah

Gambar
Iya ini adalah salah satu spot yang masuk dalam itinerary gue n Tya. Temple of Leah sebenarnya bukanlah situs atau peninggalan suatu peradaban, melainkan hanya sebuah bangunan yang didedikasikan untuk Leah Villa Albino-Adarna oleh suaminya Teodorico Adarna. Bangunannya sama sekali tidak mencerminkan negara Filipina, bisa dibilang hampir seluruh unsur bangunannya bernuansa Yunani. Dengan tampilan serba besar dan mewah, dari mulai pilar, patung serta segala ornamen yang ada, bangunan ini tampaklah menarik dan mecncolok, belum lagi lokasinya yang berada di ketinggian (bisa dibilang top of Cebu City), maka bangunan ini semakin menarik perhatian. Gue sendiri kurang tahu ini bangunan sejak kapan dibuka untuk umum karena sebenarnya ini bangunan sepertinya untuk kepentingan pribadi, tapi satu yang pasti sampai pas tempo hari gue ke sana pun, belum seluruh bangunan kelar, tapi mayan lah beberapa spot tetep instagramable kok.. The Temple Guardian angel Leah View in...
Baca selengkapnya

Masjid Jamek Area

Gambar
KL lagi KL lagi.. Kayanya jadi kota favorit transit gue ini kota. Antara emang harus dan suka sik sebenernya, harus karena gue hampir selalu menggunakan jasa low cost airlines asal negeri jiran dan emang sebagian besar rute termurah adalah via KLIA. Nah selain keharusan, gue pun mengakui kalo gue suka sama kota ini, pertama-tama karena sistem transportasi yang sudah mumpuni seperti Singapura, kedua karena ragam kulinernya yang punya banyak aneka, dan yang ketiga mirip-mirip Jakarta auranya, so berasa di rumah sendiri. Semua itu kayanya gak lepas karena letak geografis dan demografi kotanya. Dekat dari Singapura, etnis serta budaya Melayu-Cina-India yang melebur jadi daya tarik tersendiri kota ini. Kuliner fusion Melayu-nya amat cocoklah buat orang Indonesia. Nah kali ini, setelah trip dari Cebu buat nonton Sinulog Festival , daerah yang gue sambangin di KL buat transit adalah Masjid Jamek. Dari namanya sudah hampir dipastikan bahwa daerah ini didominasi oleh nuansa Islam. Dan emang...
Baca selengkapnya