Sinulog Festival 2018

Mabuhay! Mabuhay Cebu! Awal tahun 2018 ini gue menginjakan kaki di negara tetangga Filipina. Yep, ini trip sebenarnya udah lama planning, tiketnya aja sik yang beli jauh-jauh hari, persiapan lainnya sik hitungan sebulan sebelum hari H lah.. Gue berangkat ke Filipina, tepatnya Cebu, ini bareng Tya. Tanggal yang ada di tiket berbarengan dengan event besar yang diselenggarakan di Cebu, yaitu Sinulog Festival. Gue sama Tya gak berangkat bareng, dia uda duluan ke KL, dia ambil flight siang, gue sendiri ambil flight malem. Janjian di KLIA 2 keesokan paginya, lanjut sarapan di food court dan trip dimulai.

Mactan

The fest

Marching band

Cebu City

Kota Pelabuhan, industri, polusi, sepertinya penduduk kota ini akrab dengan kondisi tersebut. Namun nampaknya hal tersebut hanya berlaku di sekitar jembatan penghubung antara Pulau Visayas dan Pulau Mactan. Nah tempat gue nginep tuh di Cebu City centre yang ada di Pulau Visayas (sedangkan bandara adanya di Pulau Mactan). Rada kaget liat crowd bandara, mungkin karena ada festival, crowd-nya ampun. Antre taksi aja setengah mampus, dan yang pada akhirnya gue dan Tya nyerah kemudian cari taksi online, yang taunya jauh lebih cepat (thanks to internet). Setelah dapet taksi, kami menuju tempat rental motor (masih di Pulau Mactan), setelah ambil motor, kami menyeberang ke Pulau Mactan, karena hostel dan spot festival ada di sana. Gambaran kotanya sendiri sebenarnya kaya apa ya? Yang gua rasain sik mungkin gabungan antara Jakarta dengan Kuala Lumpur namun dengan kondisi yang lebih kumuh (maaf pendapat pribadi). O iya, mobil di sini pakai setir kiri ya guys, yang berarti jalan di kanan, penting ini buat kalian yang bawa kendaraan selama trip.

Sarapan dulu

Tagalog

T-shirt boutique


Empty road

Before the parade

Konvoi moge

The Festival

Gokil.. satu kata itu yang bisa gua gambarkan buat festival satu ini. Bayangin gua berdiri nonton dari jam 9 pagi sampe jam 4 sore dan itu baru setengah jalan. Itu baru ngebayangin gua, bayangin para peserta dan panitia festival. Mereka udah dari kemarin-kemarin nyiapin, latihan musik, koreografi, menghias mobil, koordinasi keamanan dan segalanya demi kepentingan festival, belum lagi pas parade Grand Finale Sinulog Festival ini mereka harus bekerja juga menampilkan yang terbaik, wah gak kebayang sik capeknya. Jadi festival ini diselenggarakan di minggu ketiga Januari setiap tahunnya. Festival ini merupakan gabungan antara pesta religi dengan pesta seni dan budaya. Sebenarnya bingung mau cerita panjang lebar, kalo mau tahu lebih lanjut dan lebih detail tentang festival satu ini sila googling. Kurang lebihnya bisa dibilang ini mirip-mirip festival atau parade di Rio de Janeiro sana (ya meski gua ngertinya cuma dari TV atau internet). Tapi satu yang pasti, it's worth it to feel the atmosphere, the ambiance and the exprience during the festival. Cuss, agendain aja di tahun depan buat festival ini kalo kalian penasaran mau ngerasain hype festival satu ini. Nih gua kasih gambar-gambarnya (maaf kalo angle kurang oye, maklum dokumentasi penonton #bukanmedia #bukanpanitia).

Jedi & Stormtroopers

360 wefie

Cool and sexy


The plane

Pit Senor!

Huge gown


Giant puppets

The crowd

Abdi negara


You got it Jack!

Dressed like Senor

Dance 1


Dance 2

Guadalupe

Dancer 1


Dancer 2

Me at the fest spot

Lapu-lapu vs Magellan 


Wew!

Yoman!

Red n yellow


Pit Senor blessing

Trumpet troopers

Ladies


Even the cardinal and pastor joined

Buddha x Pit Senor

Nice color 1


Nice color 2

Lift the Senor up

The monkey troops


Cute boys

Bocah Gahul Cebu

The masks


Spanish fluence

Mereka juga manusia

Basket porters


In the mid of crowd

Flying me and Tya to Cebu

Rainbows


Audience

Julie's bakery bus

Amazing crowd

 

Food

Ayam, babi, ayam, babi, sayur, ikan. Lho? Iya, di sana agak susah cari makanan yang rada sehat, ya apa karena gua turis ya, jadi ketemunya yang itu-itu (ayam n babi) aja. Selama makan di sana ada 2 signature dishes lah yang gue sama ya coba, yang pertama liempo (sila googling), ini the best. Yang kedua Jolibee, ya mungkin sebagian dari kalian udah tahu brand satu ini karena sudah menyebar di seluruh benua, walau hanya di negara-negara tertentu, Indonesia tidak termasuk.

Night before parade

Paper bag usage

Non halal salad

Liempo the best

Jolibee

Overall seru, puas, seneng, tapi ada zonk nih di akhir perjalanan. Gue sama Tya kena bagasi (harus diakui ini salah kami sik), tapi buat backpacker ini jadi kaya semacam hal yang bikin kezel, setuju gak kalian para backpackers? Dan ini bandara Cebu ternyata menerapkan pajak bandara di luar tiket (sh*t!), buat kalian yang punya rencana ke sana, sisakan duit cash peso kalian kalo gak mau kena charge ambil duit di ATM (kaya gua n Tya) ataupun gak bisa pulang (ini gak lucu), karena di sana (area check-in bandara) pun gak ada money changer. Sekian cerita gua soal trip Cebu ini, simak perjalanan gue di sana di spot-spot macam Fort San Pedro, Temple of Leah, Sumilon Island, Tumalog Falls dan Osmena Peak. O iya, ini foto-foto adalah courtesy Tya dan gue selama trip. Akhir kata, wassalam, mau ke mana aja boleh..

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raminten: A Character Becomes A Brand

Temple of Leah

Masjid Jamek Area