jalan-jalan? kemana? mau kemana aja boleh...

Nah, pantai yang satu ini emang beberapa tahun belakangan (sekitar 3-4 tahun ke belakang mungkin) lagi populer en naik daun. Maklum, pantai baru, masih cakep. Eh tapi gak karena cuma cakep aja, aksesnya juga bisa bikin pengunjung bilang ‘wow’, why? Ya memang pantai ini dibuka dengan cara ngebelah bukit-bukit yang ada, walhasil kebentuklah blok-blok berundak yang terlihat ketika pengunjung menuju pantai ini. Selain itu pihak berwenang juga cukup cerdik dalam memanfaatkan blok-blok tersebut dengan menempatkan patung-patung beberapa tokoh ataupun dewa yang ada dalam kepercayaan Hindu (seperti Pandawa Lima – Bima, Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sadewa ataupun Ganesha, dll) dengan ukuran yang besar sehingga dapat membuat pantai satu ini bertambah unik dan menarik minat banyak orang untuk mengunjungi pantai satu ini (catatan: maaf kami gak sempat ambil gambar patung-patung itu dikarenakan males parkir mobil pinggir jalan terus spot-spot patung juga lagi rame buat dipake orang foto selfie,

Sampailah kita pada hari terakhir DCF VII 2016. Ini puncak dari segala acara yang diselenggarakan panitia dari hari pertama hingga hari terahir. DCF VII 2016 ini ditutup dengan kirab budaya yang acara utamanya yaitu pemotongan rambut anak gimbal. Kirab budaya, termasuk ritual pemotongan rambut anak gimbal dan juga beberapa acara sebelumnya seperti pelepasan lampion , pesta kembang api dan Jazz Atas Awan mengambil tempat di Kompleks Candi Arjuna. Seperti kalian tahu negeri kita Indonesia tercinta emang punya banyak candi (seperti Borobudur atau Prambanan ), seperti yang uda gue gambarin di atas, Candi Arjuna ini bisa dibilang venue yang menjadi pusat dari Dieng Culture Festival ini ya Kompleks Candi Arjuna. Panggung ritual pemotongan rambut Kompleks Candi Arjuna Masih sepi Ritual Pemotongan Rambut Anak Gimbal Bisa dibilang ini puncak dari segala acara dan kirab budaya yang diselenggarakan dalam Dieng Culture Festival VII 2016. Suatu ritual yang tidak akan