Hidden Trip to a Hidden Paradise at Purwakarta
Hidden trip? Iya, hidden trip karena emang trip kali ini gue berangkat cuma berdua sama temen gue, gak pake perencanaan macem-macem, gak pake nginep atau stay berhari-hari, dan yang paling penting gak update sosmed sama sekali. Hidden paradise? Yup, itulah yang gue dan temen trip gue kali ini, bro Arie, cari. Yakin paradise? Purwakarta? hemmm, biarkata Purwakarta, yang notabene berjarak 3 jam dari Jakarta dengan berkendara, tapi pemandangan yang disuguhkan beneran membuat kami yakin ini adalah salah satu hidden paradise yang dimiliki Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia. Indonesia memang terkenal kaya akan sumber daya alamnya, tak habis-habis rasanya kekayaan alam Indonesia. Tapi klo ngomong soal Jakarta dan sekitarnya, emang bisa gitu wisata deket-deket Jakarta terus bisa lihat alam yang bisa dibilang hidden paradise? Rasanya semua orang pasti ragu, termasuk saya dan Arie. Nah kira-kira apa sih nama tujuan a.k.a destinasi kami kali ini?
Gunung Lembu's signature view |
Menyatu dengan alam |
Waduk Jatiluhur |
Bekal info dan referensi ala kadarnya
Ala kadarnya, itulah gambaran kami dalam mencari info serta referensi. Bagaimana tidak? sepertinya tujuan kami kali ini belum terlalu populer. Pernah dengar di Purwakarta ada gunung? Gunung Parang? Yang via ferrata itu? Ya mungkin Gunung Parang adalah gunung terpopuler yang dimiliki Purwakarta saat ini. Tapi pernah kalian dengar Gunung Lembu? Ya Gunung Lembu inilah yang jadi tujuan kami. Tanpa persiapan ini itu yang biasanya ribet, kami berdua jalan lepas tengah malam menuju subuh, tepatnya pukul 2 dini hari, untuk urusan navigasi kami hanya berbekal arahan dari sebuah link dan andelan kita semua tentunya, Google Maps. Start dari Depok, kami mampir rest area pertama ruas tol Purbaleunyi, setelah keluar tol Jatiluhur, kami mengikuti arahan yang ada pada link tersebut. Sesampainya di patokan-patokan yang cukup jelas, maka kami pun tak segan menggunakan cara tradisional, yaitu banyak bertanya. Kan ada istilah malu bertanya sesat di jalan. Kamipun tak malu bertanya kepada penduduk yang sudah memulai aktivitas pada hari masih subuh. Sekitar jam setengah 6 kurang kami sampai basecamp, kami memarkir kendaraan kemudian lanjut bayar biaya registrasi atau biaya masuk kawasan Gn. Lembu. FYI guys, biaya registrasi / masuk cukup murah, 10.000 rupiah ajah, plus parkir mobil dengan harga yang sama, klo motor kami kurang tahu karena kami bawa mobil dan gak sempat tanya, yang pasti akan lebih murah. Kelar siap-siap, sekitar jam setengah 6 tanpa pemanasan kami langsung hiking. Hiking sekitar 10 menit dengan tanjakan yang lumayan menguras tenaga biarpun masih di awal, sh*t! I forgot something, my cellphone left in the car (maklum selama perjalanan di-charge). Karena di saat trip ini kamera mirrorless gue masih di tempat service dan cuma ada hape-nya Arie dan kamera pocket jadul gue, dan gue mengandalkan hape buat dokumentasi termasuk pembuatan timelapse, kamipun harus turun kembali. Hape didapat, kami langsung cuss restart hiking.
Jalan menuju Gunung Lembu |
Jalan beton |
Berhenti sejenak di pinggir jalan demi ini |
Hiking di saat hari mulai terang
Pada saat hiking pertama, kami harus memakai senter dan headlamp untuk penerangan, namun di saat restart hiking, terhitung cuma 5-10 menit kami pakai senter dan headlamp karena hari sudah mulai terang. Di beberapa track, si Arie bersyukur karena tidak hiking gelap gulita, karena emang track-nya di pinggir jurang dan menanjak cukup ekstrim, mana kami baru pertama kali pula. Kata dia "Wah ini mah bahaya juga kong klo kita nanjak gelap-gelap". Gue cuma mengiyakan. Kami pun terus melanjutkan perjalanan kami menuju puncak dan Batu Lembu hampir tanpa rehat. Durasi yang dibutuhkan untuk nanjak sekitar 2 jam dan untuk turun sekitar 1 jam. Kami berangkat pukul 6 sampai Puncak Lembu pukul 8, sampai Batu Lembu sekitar pukul 8 liwat 10 menit. Baliknya kami start pukul 9.30 dan sampai basecamp sekitar 10.30.
Hutan bambu |
Tanjakan menguras tenaga |
Jalan setapak pinggir jurang |
Amazed di punggungan gunung dan di Batu Lembu
Yap amazed, itu mungkin yang bisa digambarkan dari perjalanan kali ini. Bagaimana tidak? biarpun puncak Gunung Lembu hanya berada di 792 mdpl, tapi pemandangan yang disuguhkan amat memanjakan mata. Sepanjang perjalanan kami selalu dibikin amazed dengan hamparan lanskap yang ada. Sampai di lapangan pertama yang tidak lain camping ground, pemandangan Gunung Bongkok di seberang sudah memanjakan mata, nanjak lagi ketemu camping ground kedua, pemandangan makin dimanjakan ketika terlihat Waduk Jatiluhur. Naik lagi, di beberapa open area sepanjang jalur, kami dibuat amazed, dan sesampainya di Batu Lembu, kamipun mengiyakan klo pemandangan yang kami dapat ini WOW. Sayangnya hari gelap, berawan dan sepanjang perjalanan naik-turun, gerimis kerap turun, jadinya dokumentasi yang didapat agak kurang padahal view-nya epic.
Pos 1 |
Dari atas pondok pohon |
View ajib wajib foto |
Amazing open area |
Jalan-jalan men.. |
Open area |
Pose dulu bro.. |
Jurus Bango sob? |
With bro Ari |
Breathtaking |
Puncak Lembu (792 mdpl) |
People at Batu Lembu |
Extreme hammocking? |
Posisi hammock, eskrim gak guys? |
Gue santai di atas, Si Porong di bawah |
Porong, teman naik-turun
Lho? Porong? katanya cuma hiking berdua. Iya emang kami cuma hiking berdua, namun pada saat kami hiking pertama kali, kami dikejutkan oleh sebuah penampakan. Hei, jangan berprasangka aneh-aneh, penampakan yang mengejutkan kami adalah seekor anjing, ya seekor anjing jantan ganteng. Awalnya kami agak terganggu dengan hadirnya anjing ini, karena menggonggong. Nah setelah kami ambil hape dan restart hiking, baru menyadari bahwa anjing ini bermaksud menemani kami (dan mungkin ngingetin gue klo hape ketinggalan). Menuju Pos 1, Arie hampir tidak berdaya dan membeku ketika anjing ini terus menerus mendekati kami sambil menggonggong. Arie terdiam dan bilang ke gue "Kong tolong kong, gue takut", gue cuma menimpali "Sob, jangan dibawa takut entar dia malah menjadi, selow aja, biasa aja", Arie melanjutkan "Aduh kong, stress nih gue", gue nimpalin lagi "Uda lau ke sini ke deket gue, kita ambil gambar di atas". Setelah ambil gambar, kami turun dari pohon kemudian si anjing mendekati terus, gue liat buntut goyang-goyang tanda ngajak main, gue pun ngajak main si anjing, tapi ya sialnya gue pake celana pendek, betis gue kegores kecil akibat Porong lompat-lompat ngajak main, kukunya belom dipotong sih (ya itung-itung oleh-oleh). Eh tak disangka muncul 1 anjing lain, si Arie tambah keringet dingin tapi gue coba nenangin dengan bilang "Sob, uda biasa aja, kita jalan biasa, anggep mereka gak ada, lau jangan kontak mata sama mereka ya". Akhirnya gak jauh dari camping ground kami bertemu seorang bapak, saya lupa menanyakan namanya, tapi ternyata dialah si empunya anjing tadi. Saya pun bertanya "Pak ini anjing bapak", Si Bapak menimpali "Iya, namanya Porong" sembari dia bercanda dengan Porong. Si Bapak cerita klo Porong seringkali menemani tamu sampai di atas, katanya kemarin ada tamu Si Porong nemenin, tamu malah seneng, Porong juga seneng dapet temen main, dikasih makan. Tak lupa Si Bapak menambahkan "Ini klo Porong nemenin, monyet-monyet gak muncul" saya pun bertanya "Wah di sini masih ada monyet pak?" Si Bapak menjawab "Wah iya, masih ada lumayan di atas sana". Tanpa sempat bercerita lebih banyak lagi karena kami ingin sampai ke atas cepat, maka kami meninggalkan Si Bapak dengan warungnya sambil pamit "Pak, kami naik dulu, nanti turun mampir ya pak". Sepanjang perjalanan kami ditemani Porong, ketika memasuki area habitat monyet, Porong biasanya jalan di depan kemudian memasang posisi menjaga. Si Arie yang tadi stress akhirnya cair juga sambil bilang ke gue "Kong, ini Porong pinter banget, nanti kita kasih dia roti ye.." gue mengiyakan sambil konfirmasi "Iya sob, tapi rotinya gak ada cokelatnya kan?" Arie jawab sambil tanya balik "Enggak Kong, emang kenapa cokelat? gue jawab " Wah bahaya, bisa mati anjing klo dikasih cokelat" Arie kembali tanya "Emang iya? Rumusnya gitu kong?" gue pun nimpalin "Iya, emang Tuhan tuh keren, Dia bikin makhluk tuh unik, masing-masing pasti ada kelemahannya". Si Arie pun bercerita klo dulu pas tugas akhir D3, dia bikin karya 'Dog, Man's Best Friend'. "Nah itu, masa lo gak tau?" gue tanya Si Arie, lanjut "Lah dulu lo gimana?". Arie jawab "Ya gitu awal-awal ya gue diketawain juga sama temen-temen gue, kan gue hampir gak berinteraksi sama anjing sob..". Setelah sampai Puncak Lembu, ambil gambar di Batu Lembu, kami pun turun. Ada satu hal yang gue kecewa sama Porong, dia ngejatuhin hape n tripod yang lagi ambil gambar timelapse, korbannya kabel charger gue bengkok plus take ke-3 timelapse ini gagal karena baru ambil gambar dengan hasil di detik ke-3 (masih ada 7 detik sisa). Ketika kami sudah prepare turun, Porong ini tertidur, karena gak tega, gue biarin aja, gue n Arie bergegas turun tanpa Porong, tapi tak disangka lepas Puncak Lembu, si Porong tiba-tiba menyalip kami dari belakang. Si Arie kaget dan klo jalan selalu minta gue di depan tepat di belakang Porong dan Arie memungut sampah sepanjang perjalanan (FYI, kami berdua di sini memungut sampah dan bawa turun, lumayan 2 kantong sampah kecil kami dapat untuk ukuran gunung ini salah satu gunung yang jalurnya bersih). Sampai camping ground Porong masih menemani kami, namun lepas dari itu sampai kami mampir ke warung Si Bapak kami tidak melihat Porong lagi. Sampai warung, Si Bapak juga gak ada, yang ada istri dan anak perempuan Si Bapak, kamipun bertanya "Si Porong kemana ya Bu? Tadi dari pagi nanjak sampe turun nemenin kami terus". Si Ibu bercerita macam-macam sembari menjelaskan bahwa Porong turun sama Bapak. Kelar minum dan nyemil di warung kami berpamitan sama Si Ibu dan juga anaknya.
Ciyee yang uda berani sama Porong |
Walking with Porong |
Bermain |
Sorry for my cracky selfie |
Petilasan |
Halaman samping warung |
Leave nothin but footprint, take nothin but pic |
Bawa turun sampahmu! |
Hey monkey..!! |
Warung Bapak yang punya Porong |
Ditutup dengan Sate Maranggi |
Maranggi x Tutug Oncom x Ketan Bakar |
Komentar
Posting Komentar