B29 dan P30

Where the hashtag #storicide begins. Jadi gua ke titik tertinggi Lumajang ini bareng si ketjil Astrid. Ikutan open trip dari zonatamasya berangkat dari Surabaya tengah malam. Dan ternyata tempat ini lumayan jauh dan dinginnya beyond expectation (sumpah beneran bbbrrrrr...). Pagi-pagi buta udah harus ngojek menuju puncak, ini beneran nahan dingin, nahan ingus (ingus karena udara bukan karena sakit), nahan badan biar gak banyak gerak, sebenarnya udah rada telat, karena warna hitam-biru-oranye di langit mulai menyeruak, tapi yasudala, masih percaya bahwa dingin yang menyerang bakal sepadan dengan apa yang bakal didapet. Gak kebayang gimana jadi tukang ojeknya, gua aja diboncengin, kedinginan n ngeri-ngeri sedap. Jalan licin, di tengah-tengah semak, jalanan nanjak curam, belum lagi belokan yang bikin nahan napas, dilahap semua sama kang ojek, ya gua percaya bakal aman-aman karena mereka yang empunya tempat, pasti uda khatam lah.

Tentang negeri di awan

Shake the view off

The view

B29 apa P30?

Sebenarnya B29 apa P30 sik? Keduanya eksis gaes.. Jadi B29 adalah titik dimana kita bisa melihat area Pasir Berbisik-nya Bromo dari atas. Dari sini juga bisa kelihatan pucuk Mahameru. Nah kalo P30 ini letaknya di atas B29 dan sedikit lebih tinggi. View-nya kurang lebih sama, namun karena letak P30 yang lebih tinggi, maka dari sini lebih enak buat liat sunrise (subjektif iki ya). Ah tapi kalo gua bilang, B29 dan P30 ini kurang lebihnya sama, sama-sama menyajikan pemandangan yang aduhai, sunrise negeri di atas awan *azeek.

Sunrise at P30

Veggie fields

The rays


BTS 1


BTS 2

BTS 3

Freezing but amazed

Yap itulah yang bisa menggambarkan kondisi kami para pelancong di sana. Turun dari minibus udah berasa banget nusuk ke dalem abdan udara dingin Lumajang, turtle neck tee-rompi-jaket-syal-kupluk lumayan melindungi walau masih berasa. Nah hal pertama yang bikin gua amazed dimarih adalah ketika liat para pengojek yang lebih mengandalkan sarung dibanding baju yang berlapis-lapis. Info dari masnya, ini musim kemarau makannya dinginnya parah, klo pas turun hujan, dinginnya malah gak terlalu (humm, baiklah). Amazed kedua kalinya adalah skill pengojek yang udah gua ceritain di awal. Amazed berikutnya tak lain tak bukan view yang ada. Hela napas, dalam hati berdoa, mengagumi pemberian Tuhan yang ada di depan mata.

Aku sudah besar

Gaya mas-nya maksimal

Nice candid


Mahameru behind me

Bromo signature view

True colors

Ambil gambar, menikmati sunrise, menginjakan kaki di negeri di atas awan, memandangi hijaunya ladang pegunungan dan birunya langit, menapaki jalan pinggir jurang, mengagumi karya Tuhan, semua dapet. Hari menuju siang dan kami pun turun kembali dibonceng ojek tadi. Sampai di parkiran, kami mengisi perut dengan mie instan (paling da best emang buat udara dingin, ehehe). Nah kelar makan dan beberes, maka kami semua naik ke minibus buat melanjutkan perjalanan menuju Tumpak Sewu.       



Komentar

  1. Silahkan di kunjungi ya teman teman 100% Memuaskan
    > Hoki anda ada di sini <
    1 USER ID UNTUK SEMUA GAME
    Kami memberi bukti bukan Janji
    Daftar sekarang juga di www.dewalotto.club
    MIN DEPO & WD HANYA Rp.20.000,-
    UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
    WHATSAPP : ( +855 69312579 ) 24 JAM ONLINE
    MELAYANI TRANSAKSI VIA BANK :
    BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON-NIAGA
    Raihlah Mimpi Anda Setiap Hari & Jadilah Pemenang !!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Abadi dan Air Terjun Teruh-teruh

Cabaret Show at Mirota/Hamzah Batik - Malioboro

Raminten: A Character Becomes A Brand