Berastagi

Siapa tau Berastagi? Kota yang satu ini berada sekitar 60 km dari Kota Medan. Letaknya yang berada di ketinggian membuat kota ini sejuk cenderung dingin. Nah sebenarnya apa sih yang dicari di Berastagi? Klo buat orang Medan mungkin ini kaya Puncak buat orang Jakarta. Biarpun begitu, yang ditawarkan Berastagi amatlah berbeda. Apa aja sih yang bikin beda? Mari kita lihat bersama..

Berastagi

Monumen Perjuangan

Replika Pagoda Shwedagon

Wisata Pegunungan

Berastagi merupakan kota yang diapit dua gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak. Sebenarnya kedua gunung ini dapat dijadikan wisata, namun karena beberapa tahun belakangan ini Gunung Sinabung sering batuk dan batuknya berdahak, jadi untuk sementara Gunung Sinabung ini gak bisa didaki. Alternatif lain yaitu Gunung Sibayak, gunung yang satu ini sebenarnya bukan gunung yang besar sehingga light trekking sehari tanpa bermalam pun dimungkinkan. Niatan gue dari Jakarta, dan emang udah ada di itinerary, naek Gunung Sibayak ini, namun rencana tetaplah rencana, manusia hanya bisa berencana namun Tuhan yang menentukan #sokbijak. Badan gue uda tepar, karena jadwal trip lumayan padat dan full flight a.k.a gak pake overland BDG-KUL-REP-KUL-KNM, apalagi pas di Kamboja sempet sakit, ya sudah lah harus diurungkan niatan trekking ke Gunung Sibayak, next time lah klo balik lagi ke Berastagi. Waktu di sana juga sayangnya Sinabung lagi gak batuk apalagi ngebul, jadi gak dapet juga gambar gunung meletus. Tapi kalo kalian main ke sini, punya waktu dan tenaga, gak rugi kayanya coba trekking salah satu atau bahkan kedua gunung tersebut.

Halaman warung makan: kebun sayur

Menu makan malam: sop sapi

View from hotel balcony

Puncak Gunung Sibayak dari kejauhan

Hotel where I stay

Pagi berkabut

Pasar Buah

Nah yang satu ini udah terkenal sampe mana-mana. Pasar Buah Berastagi ya pasti isinya buah-buahan, eits ternyata gak cuma buah, di sana ada sayur mayur dan juga tanaman hias dataran tinggi yang dijual. Warna-warni buah yang ada bikin ngiler, bahkan ada buah yang gak bisa ditemuin di semua tempat alias langka, gue sendiri gak beli apa-apa karena gue kira bakal gak bisa beli buah satuan, gak nanya-nanya juga sih gue, nyesel deh... (jangan kaya gue ya guys, malu bertanya sesat di jalan juga di pasar). Tapi dengan berjalan-jalan di area pasar yang sebenarnya tidak terlalu luas ini, hasrat keingintahuan gue sudah terbayarkan.

Koridor pintu masuk pasar

Colorful veggies and fruities

Tanaman hias  

Bukit Gundaling

Nah sore itu gue nongkrong di sekitar puncak Bukit Gundaling (klo Gundala Putra Petir, Gundaling ini Gundala Putra Maling apa ya? hehehe, gak ding, becanda), di salah satu warung yang view-nya mantep, gue mampir dan mesen kopi item aseli Berastagi (wah yang satu ini nikmat kali, di udara dingin dengan view gunung ditemani secangkir kopi setengah pahit setengah manis sedikit asem, nikmat dunia mana yang kau dustakan?). Kelar ngopi dan hari semakin gelap, gue coba ngejar sunset dan dari puncak Bukit Gundaling inilah gue bisa liat matahari yang berpindah tugas ke belahan dunia lain dan ambil gambarnya (thank God for this beautiful place).

Nikmat dunia apa yang kau dustakan?

Almost sunset

Sunset


Taman Alam Lumbini

Ini adalah tempat terakhir gue singgah selama gue di Berastagi. Taman Alam Lumbini ini adalah sebuah area dimana terdapat sebuah tempat beribadah. Pagoda, yap di sini berdiri sebuah pagoda yang memang disebut orang-orang sebagai replika Pagoda Shwedagon yang ada di Myanmar sana. Tempat ibadah ini terbuka untuk umum bahkan menjadi salah satu tempat wisata di Berastagi. Namun khusus hari minggu, pengunjung yang tujuannya bukan ibadah dilarang masuk ke dalam pelataran dalam pagoda dan beruntung gue ke tempat ini hari minggu, hemmmm.. (pasrah ironis). Pengunjung yang berwisata (bukan ibadah) hanya bisa masuk ke pelataran utama (pelataran luar), untung gue bawa lensa tele, mayan bisa dapet gambar bagian dalem biarkata kurang bagus. Namun dari pelataran luar ini, kita tetap dapat menikmati indahnya pagoda ini, tetap bisa foto-foto, bisa selfie ria dan yang lain. Warnanya yang keemasan terlihat semakin cantik ketika sinar matahari pagi menyeruak ke sisi-sisi puncak pagoda. Pengelolaannya cukup baik karena memang ini tempat ibadah. Kalo main ke sini ingat ya guys bahwa tempat ini sejatinya tempat ibadah, so respect the others.

Puncak Pagoda

Tembok

Bagian dalam pagoda


Buddha statue

Khas indochina

The guardian


Taman patung Buddha yang unyu

Lotus

Selfie with pagoda as a background


Mungkin itu dulu sekilas info yang bisa gue bagikan tentang potongan puzzle solo trip gue selama di Berastagi. Abis ini kira-kira mau kemana lagi? kemana aja boleh..






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Goa Maria Sendang Retno Adi

Think Eco! Go Green! at Eco Green Park

Cabaret Show at Mirota/Hamzah Batik - Malioboro