Cabaret Show at Mirota/Hamzah Batik - Malioboro
Do you know cabaret show guys?? Klo tau sukur, klo ga tau sukurin (intinya harus bersukur).. Hahaha.. becanda guys. Cabaret show sebenarnya suatu perpaduan pertunjukan musik, komedi, tari, drama, dan aspek lainnya yang khusus diperagakan oleh waria di atas sebuah panggung. Dalam rentang sejarahnya, eksistensi cabaret show ini berkembang menjadi berbagai macam content, misal di Belanda dan Jerman mengandung politic satire, Amerika Serikat memiliki ciri khas stand up comedy, sedangkan Prancis sendiri dengan sejarah cabaret tertua, masih memegang tradisi dan originalitas dengan menyuguhkan penari dalam jumlah yang cukup besar. Kalian pernah lihat video clip-nya Christina Aguilera cs yang lagunya Lady Marmalade? Nah seperti itulah kurang lebih gambaran cabaret show. Klo belum bisa kebayang juga silakan search di Google sendiri, kalian bisa pake cabaret show atau Moulin Rouge sebagai keyword. Moulin Rouge? Apaan lagi tuh? Gak gahul kalian klo gak tahu Moulin Rouge. Moulin Rouge tuh legend-nya cabaret di Prancis.
The Opening (traditional dance) |
The Show |
Presented by LGBT
Nah di Indonesia sendiri pertunjukan cabaret sendiri jarang ditemui. Gue dapet info dari seorang teman klo di Jakarta ada pertunjukan cabaret di salah satu hotel besar di pusat kota di sekitar Istiqlal, Katedral, Kantor Pos, Lapangan Banteng yang namanya menggunakan salah satu candi terbesar di dunia (sebut aja Hotel Borobudur). Cuma gue sendiri belom pernah ke sana dan udah keburu ke Jogja buat nonton cabaret show ini. Cabaret show di Jogja ini digelar di Mirota/Hamzah Batik, tepatnya di lantai 3 di cafe-nya yang bernama Oyot Godhong. Pertunjukan ini hanya digelar (kaya lapak aja, digelar..) dua kali dalam seminggu yaitu pada malam Sabtu dan malam Minggu. Nah pemain cabaret show sendiri berasal dari LGBT, hayooo pengetahuan kalian diuji lagi, apa hayoo kepanjangan LGBT? Yap, LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender. LGBT ini diberdayakan oleh sang pemilik Hamzah/Mirota Batik untuk berkarya (salut deh sama Om Hamzah yang punya ide macam ini). Gue acungin empat jempol (skalian jempol kaki gue kasih, eh gak sopan banget yak gue? Hahaha..) ke Om Hamzah, atas idenya yang brilian yang mengkaryakan mereka sehingga mereka pun terangkat dan bisa hidup layak. Gue mikir daripada tuh banci-banci, maho-maho, para lesbian dan manusia model ACDC dikucilkan masyarakat, terus cari duitnya gak jelas (mending klo di salon, klo di jalan atau yang mepet dunia kriminalitas atau penyakit, nah lho... kepikir gak sih sama kalian??), kan mending kaya begini, iya apa iya? udah deh iyain aja..
Maho |
Nah lho... serem kan?? |
The Experience
Dengan berbekal 30.000 – 40.000 rupiah (ya ditambah lah klo kalian mau skalian makan n minum), kalian sudah bisa melihat sebuah pertunjukan, yang menurut gue cukup spektakuler, dengan durasi 1,5 – 2 jam. Mahal? Norak lo klo gak mau keluarin duit segitu buat pertunjukan macam cabaret show (kecuali lo emang udah antipati sama LGBT, no comment dah gue). Bayangin aja, cabaret show ini menyuguhkan pertunjukan dengan latar panggung yang oke punya dengan sound, lighthing sampe effect-effect macam smoke, bubble dikolaborasikan dengan talenta lipsync dan dance para pemain yang dandan abis-abisan baik dari segi make up dan juga kostum yang heboh (ni kenapa gue jadi faseh bener ya soal pertunjukan ini??maklum broh, anak sastra, ehehe..), lo cuma disuruh bayar segitu, murah semurah-murahnya menurut gue. Lo bakal dibuat terpingkal-pingkal, perut lo bakal dikocok abis sama mereka. Sebenarnya konsepnya sangat sederhana, para pemain hanya melakukan lipsync, tapi apakah hanya sampai situ saja? Big NO.. Mereka juga menirukan bahkan melebih-lebihkan gerakan yang menunjukkan ciri khas penyanyi aselinya. Lengkap mungkin juga kata yang bisa merepresentasikan pertunjukan ini karena yang di-lipsync-in gak cuma artis dalam negeri, mereka juga menirukan penyanyi luar negeri bahkan tarian ala ala India Bollywood gitu. Contohnya pas gue ke sana, mereka menirukan tari India, Agnez Mo, Anggun, Rihanna, Beyonce, dangdut-dangdutan, sampe lagu All About That Bass-nya Megan Trainor yang dinyanyiin sama 3 nenek-nenek begajulan (ya ini juga masih jelmaan si LGBT tadi, ye kali nenek-nenek beneran). Dengan perpaduan itu semua, dijamin lo bakal bilang ini adalah sebuah pertunjukan yang super duper gila oke punya. Lo harus ngerasain sendiri atmosfer yang ada di pertunjukan itu dan ngerasaian bonusnya (digerepe-gerepe, diajak nari bahkan sampe ditarik ke panggung) klo lo mau buktiin bahwa nonton cabaret show ini adalah sebuah worthed experience yang beda. Gue sendiri ke sana bareng temen trip gue di Jogja, Rani dan 2 backpacker Prancis yang gue kenal pas solo trip Bromo, Emmanuel n Marion. Kelar pertunjukan, si Rani nanya gue 'kenapa kita seneng ya nonton banci?iya, nonton banci kok seneng' ya gue jawab 'ya dimana lagi Ran nonton kaya gini?'. Dan yang bikin gue bangga akan Indonesia, Emmanuel n Marion kaget di Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbanyak, ada pertunjukan macam begini, terus mereka gak nyangka bahkan ada emak-emak berhijab di antara penonton, mereka kira pertunjukan macam ini di Asia Tenggara cuma ada di Thailand. Yap, Jogja is one of a kind (baca: istimewa).
Tante Yuni Shara |
Sumpah, gue kira Aming!! |
My favorite one: Anggun |
Bollywood mode on |
Trio nenek begajulan |
Rani, Marion, Emmanuel & me |
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya: Tshirt Dakwah Islam
BalasHapusMau Cari Bacaan yang cinta mengasikkan, disini tempatnya Cinta Karena Allah